Home / Program / Edukasi / Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit TBC

Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit TBC

BELLASALAMFM.COM Rabu, 17 April 2024, Radio Bellasalam Tasikmalaya kembali menggelar talkshow interaktif bersama narasumber dari Dosen Fakultas Farmasi Universitas BTH Tasikmalaya yakni apt. Ilham Alifiar, M.Farm. Ada pun acara ini berlangsung dalam program Bellasalam Indo Pop Edisi Tasik Cerdas bersama Salma Shofaroh S.Sos. M.Pd. selaku penyiarnya.

Dalam menjalani aktivitas seringkali kita tidak tahu apa saja hal-hal yang akan dihadapi, termasuk orang-orang yang membawa virus/bakteri yang dapat menganggu kesehatan kita. Salah satunya penyakit TBC (tuberculosis) yang bisa menyebar ketika batuk atau bersin. Selain itu kondisi lingkungan yang kotor pun bisa menjadi tempat perkembangbiakan atau sumber penyakit bagi setiap orang.

Lalu, apa itu penyakit TBC (tuberculosis)? Bagaimana ia bisa menyebar? Kemudian, bagaimana langkah pengobatan yang harus dilakukan?

Semuanya dijawab dalam talkshow interaktif bersama Dosen Fakultas Farmasi Universitas BTH Tasikmalaya yakni apt. Ilham Alifiar, M.Farm. dalam tema “Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Penyakit TBC”.

apt. Ilham Alifiar, M.Farm.

TBC tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri menular melalui droplet atau tetesan yang bisa terhirup melalui saluran pernafasan dan menetap di paru-paru. biasanya TBC berkaitan dengan penyakit paru-paru. Tapi biasanya TBC juga bisa ada di organ lain. Maka dari itu perlu kesadaran dari orang yang didiagnosis TBC untuk selalu menggunakan masker agar tidak menularkan kepada orang lain.

Gejala TBC, sebetulnya tidak selalu harus batuk berdarah. Gejala awalnya biasanya demam, batuk yang berdahak dan sering terjadi di malam hari, penurunan berat badan, keringat dingin. Karena penularannya sangat mudah, maka dari itu ketika ada orang yang terkena TBC maka orang disekitarnya harus di tes dulu. Ada tes biasanya melalui tes tuberkulin, kemudian pengecekan dahak, atau melalui rontgen. Biasanya akan dijelaskan oleh dokter yang bersangkutan.

Informasi menyebutkan Indonesia menjadi penyumbang ⅔ pasien TBC di dunia bersama 7 negara lainnya seperti Filipina. Berdasarkan Global Report Tuberculosis per 2023 total yang mengalami penyakit TBC 10,7 Juta jiwa dan 1,3 Juta jiwa pertahunnya meninggal, 167.000 nya bersamaan dengan orang yang penyakit HIV/AIDS. Sebab mereka yang memiliki penyakit HIV/AIDS ini memiliki penyakit lainnya yakni TBC. Kemudian, biasanya TBC menyerang siapa pun tidak hanya orang yang lanjut usia. 

Di Tasikmalaya sudah beberapa orang mengalami TBC MDR (multiple drug resistance), artinya harus diterapi khusus atau pengobatannya lama dan butuh waktu sabar. Terapi atau pengobatan, inisiasi selama dua bulan dan intensif selama empat bulan. Kecuali ada beberapa yang drop out atau kambuh, kemudian ada terapi sisipan satu bulan. sehingga total waktu pengobatan hampir 6-7 bulan. 

Obat-obatan yang digunakandalam terapi biasanya seperti rifampicin, isoniazid, etambuthol, pyrazinamide. Tips pengobatan TBC adalah jangan terlewat minum obat tersebut. Sebab, bakteri tuberkulosis ini memiliki dinding bakteri yang tebal, maka ketika terlewat apalagi seperti beberapa minggu, kemungkinan bakterinya akan kebal dari obat-obatan yang digunakan. Sehingga ketika sudah drop out harus memulai dari awal lagi untuk melakukan pengobatan.

Ada beberapa efek samping yang terjadi dalam pengobatan TBC, seperti pasien yang menggunakan obat rifampisin, ketika buang air kecil berwarna merah seperti darah, padahal aslinya itu hasil dari sisa penggunaan obat rifampisin itu. ada juga yang mengalami kesemutan dari INH. cara mengatasi efek samping obat-obatan ini itu adalah Vitamin B6. Selain itu penggunaan pirazinamid bisa membuat ‘kuning’ akibat peningkatan dari bilirubin yang tersimpan di bawah kulit, sehingga banyak yang menganggap sebagai penyakit hepatitis, padahal itu efek samping dari pengobatannya. Solusinya bisa mengkonsumsi suplemen Curcuma yang memiliki kandungan hepatotrector.

Selama di rumah ada yang melakukan terapi pengobatan TBC, disarankan untuk memisahkan penggunaan barang-barang yang memungkinkan menjadi tempat droplet bersarang, seperti alat makan, alat mandi, bahkan pakaian pun bisa menjadi tempat droplet bersarang.


Selama terapi atau pengobatan TBC ini sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan-makanan sehat dan bergizi, suplemen peningkat imun tubuh, vitamin dan lainnya. seperti halnya Susu Kuda Sumbawa Cap Kuda Sumbawa 165 yang dipercaya bisa menjaga kesehatan tubuh, dan mengobati berbagai penyakit seperti TBC.

Editor: Muhammad Rafi
Penanggung Jawab: Wargika Iwan

Check Also

Mulai 1 Mei 2024, KAI Daop 5 Purwokerto Ingatkan Boarding Penumpang Stasiun Purwokerto Hanya Dilayani di Pintu Boarding Area Skybridge Gedung Baru dan Pintu Barat

KAI Daop 5 Purwokerto terus berinovasi meningkatkan fasilitas pelayanan dan kenyamanan pelanggannya, salah satunya dengan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *